PENTINGNYA KETELADANAN SEORANG GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

Dalam dunia pendidikan pada umumnya dan dalam pembelajaran pada khususnya, keteladanan sangat diperlukan dan memiliki makna yang sangat tinggi. Dengan demikian, keberhasilan pada dunia pendidikan, khususnya keberhasilan pembelajaran yang dilakukan seorang guru salah satunya juga ditentukan oleh seberapa besar keteladanan yang diberikan pendidik dan tenaga kependidikan.
Pada usia anak-anak (sebelum anak memasuki perguruan tinggi) masih sangat labil dan mencari-cari figur yang akan ditiru oleh anak didik yang sesuai dengan kondisi diri masing-masing. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan, nampak bahwa karakter anak didik pada tahap awal sangat dipengaruhi oleh bagaimana kondisi lingkungan yang ada.
Untuk dapat memberikan kontribusi yang dapat membentuk karakter anak didik sebagaimana yang diharapkan bersama, maka seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang ada harus menciptakan suasana lingkungan yang kondusif.
Pendidik dan tenaga kependidikan harus memberikan dan menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung harapan kita semua kepada peserta didik. Ingin kita bentuk seperti apa peserta didik kita, maka seperti keinginan kita itulah lingkungan harus dibentuk oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Lingkungan yang dibentuk oleh pendidik dan tenaga kependidikan tidak dapat bertentangan (tolak belakang) dengan apa harapan kita.

Pengertian Keteladanan Guru

Keteladanan guru merupakan tindakan penanaman akhlak yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki profesi dengan menghargai ucapan, sikap dan perilaku sehingga dapat ditiru orang lain yang dilakukan oleh pengajar kepada peserta didik. Hal ini diperkuat oleh Aziz (2012) bahwa guru menjadi ujung tombak dalam sebuah perubahan sehingga diharapkan akan munculnya sebuah generasi tangguh bagi sebuah bangsa atau Negara dari sentuhan tangan para guru.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa (2014) bahwa keteladanan guru adalah sikap yang mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan sehingga berfungsi untuk membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan menurut Noviatri (2014) keteladanan guru adalah hal-hal baik dari guru yang patut ditiru atau dicontoh oleh siswa.
Keteladanan mempunyai kontribusi yang besar dalam mendidik karakter. Keteladanan guru dalam segala aktivitasnya akan menjadi cermin bagi siswanya sehingga guru lebih mengedepankan aspek perbuatan dalam bentuk tindakan nyata dari pada hanya sekedar berbicara tanpa aksi. Tamrin (2014) mengemukanan bahwa keteladanan dalam pendidikan merupakan metode efektif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia. Di Indonesia dikenal beberapa jalur pendidikan yang memungkinkan dapat memberikan keteladanan yang dapat ditiru oleh siswa sehingga tumbuh menjadi orang dewasa berkarakter dan berakhlak mulia.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada jalur pendidikan formal, ada dua unsur dominan yang dapat memberikan keteladanan kepada peserta didik, yaitu unsur pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam melaksanakan tugasnya, pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban memberikan teladan kepada peserta didik. Jika guru sering menampilkan perbuatan yang tercela, misalnya saja berbohong, berkata kasar, sombong, tidak menghargai pendapat orang lain, maka peserta didik juga akan menirunya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar mampu memberikan teladan yang dapat ditiru oleh peserta didik.
Menurut Hidayatullah (2010) ada beberapa guru yang merasa kesulitan dalam menerapkan keteladanan, karena perilaku guru sendiri belum bisa diteladani. Misalnya guru meminta siswanya untuk rajin membaca, tetapi guru tidak memiliki kebiasaan membaca. Inilah persoalan utama yang dihadapi guru dalam menerapkan keteladanan, karena modal meneladani siswa adalah guru harus melakukannya lebih dulu. Faktor penting dalam mendidik terletak pada keteladannya. Keteladanan bersifat multidimensi yang berarti bahwa keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Keteladanan tidak hanya sekedar memberikan contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang dapat diteladani, termasuk kebiasaan-kebiasaan yang merupakan contoh keteladanan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keteladanan guru merupakan hal-hal baik dari guru yang menjadi ujung tombak sehingga siswa diharapkan menjadi generasi tangguh bagi bangsa melalui jalur formal.

Macam-Macam Keteladanan Guru

Seorang guru harus menampilkan perilaku yang bisa diteladani oleh siswanya. Menurut Jamal (2012) keteladanan yang bisa didilakukan oleh guru diantaranya adalah keteladanan berbuat jujur, keteladanan menunjukkan kecerdasannya, keteladanan disiplin, keteladanan akhlak mulia, dan keteguhan memegang prinsip.
Hal tersebut tidak jauh beda dengan yang diuraikan oleh Thamrin (2014) bahwa ada beberapa keteladanan yang dapat diterapkan oleh pendidik. Secara lebih rinci ada lima macam keteladanan yaitu;

  1. Keteladanan berbuat jujur dan tidak suka berbohong.

Kejujuran merupakan sumber kebenaran yang memberikan kedudukan mulia di masyarakat dan dapat diteladani oleh peserta didik dimana saja, tetapi sebaliknya apabila guru sering berbuat tidak jujur maka pendidik menjadi sumber utama dalam menghancurkan masa depan peserta didik. Kejujuran dalam berbicara harus selalu dijaga saat menghibur atau sedang menceritakan kisah tertentu kepada anak;

2. Keteladanan disiplin dalam menjalankan tugas.

Keteladanan disiplin menjalankan tugas tidak hanya dilakukan dalam proses pembelajaran, tetapi bagaimana guru merancang proses pembelajaran yang di dalamnya memuat pembinaan karakter, sehingga dapat menghasilkan peserta didik berakhlak mulia. Misalnya hadir sebelum jam masuk kelas, proses pembelajaran berjalan sesuai alokasi waktu dan menjalankan solat tepat waktu;

3. Keteladanan akhlak mulia.

Bisa dikatakan sangat naïf apabila guru tidak mampu menunjukkan perilaku yang patut dicontoh oeh peserta didik. Berbagai tindakan baik yang bisa ditunjukkan oleh pendidik, yaitu melaksanakan solat tepat waktu, berdoa untuk memulai dan mengakhiri suatu kegiatan, mengajarkan untuk menghafal surat-surat pendek;

4. Keteladanan menunjukkan kecerdasannya.

Sebagai seorang pendidik harus memperkaya dirinya dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengatasi masalah kesulitan belajar peserta didik. Hal-hal yang menunjukan guru mempunyai kecerdasan yaitu mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sopan dan santun, rendah hati, lembut dalam berbicara, dan menguasai materi pelajaran;

5. Keteladanan bersikap mandiri dan bekerja keras.

Mandiri dan kerja keras merupakan dua sikap yang saling berkaitan. Dimana mandiri berarti tidak mudah bergantung
dengan orang lain sedangkan kerja keras berarti selalu berusaha apabila mengalami kegagalan. Melalui penanaman sikap bekerja keras, otomatis secara perlahan sikap mandiri anak akan tumbuh dengan sendirinya.
Keteladanan yang dikembangkan di sekolah harus dilaksanakan secara total.
Keteladanan seorang guru adalah apabila ia dapat menjadi guru yang berprestasi dan mampu menjadi teladan. Membangun keteladanan sama seperti membangun budaya, watak dan kepribadian. Pada awalnya memang terasasulit dan penuh perjuangan, namun setelah terbentuk dan dirasakan manfaatnya, justru akan menjadi suatu kebutuhan. Di samping itu, tanpa keteladanan, semua yang diajarkan kepada siswa akan menjadi teori saja, artinya mereka seperti gudang ilmu yang berjalan tetapi tidak dapat menjalankan dalam kehidupannya, dan yang lebih utama, keteladanan dapat dilakukan setiap saat. Sehingga dengan adanya keteladanan, apa saja yang disampaikan akan membekas dan keteladanan ini merupakan cara termurah dan tidak memerlukan tempat tertentu.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi panutan bagi siswa, guru dapat menerapkan macam-macam keteladanan, diantaranya keteladanan berbuat jujur dan tidak berbohong, keteladanan disiplin dalam
menjalankan tugas, keteladanan akhlak mulia, keteladanan menunjukkan kecerdasannya, dan keteladanan bersikap
mandiri dan bekerja keras. Sikap dan perilaku guru perlu diteladani karena sangat berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk serta mengembangkan potensi peserta didik.

Dasar-Dasar Keteladanan

Suwaid (2006) menjelaskan mengenai dasar-dasar yang harus dipegang para pendidik dalam pengimplementasian keteladanan sebagai berikut;

1)Teladan yang baik.

Keteladanan yang baik dapat memberikan pengaruh besar terhadap jiwa anak, karena, anak akan meniru orang yang lebih dewasa. Rasulullah sendiri mendorong orang tuanya, agar menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Terutama mengenai akhlak kejujuran dalam bergaul dengan anak-anak, mereka akan selalu mengawasi perilaku orang-orang dewasa dan menirunya. Jika anak-anak mempunyai orang tua yang berlaku jujur, maka mereka akan tumbuh diatas kejujuran dan hal-hal baik lainnya;

2) Menerapkan keteladanan Nabi.

Orang tua dan guru dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik kepada anak-anaknya. Kemampuan anak
menerima respon baik secara sadar maupun tidak sadar sangatlah tinggi, diluar dugaan kita karena kita biasanyahanya
menganggap anak mereka masih kecil belum mengerti apa-apa. Oleh sebab itu perlu adanya pengimplementasian perintah-perintah Allah dan sunah Rasulullah sebagai perilaku dan amalan-amalan sunnah.

Sementara itu menurut Noviatri (2014) guru sebagai teladan harus memiliki sifat-sifat tertentu sebagai dasar
pengimplementasian keteladanan diantaranya yaitu: Guru harus meneladani Rasulullah Saw sebagai teladan seluruh
alam, Guru harus benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan, Guru harus mengetahui tahapan mendidik karakter yang dikenal dengan istilah 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan perbuatan, Guru harus mengetahui bagaimana
mengimplementasikan pendidikan karakter kepada siswa, Guru harus menyadari arti kehadirannya di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran,

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik harus memiliki sifat-sifat tertentu sebagai dasar pengimplementasian keteladanan agar dapat menjadi panutan bagi siswanya. Dasar-dasar tersebut meliputi: pertama, teladan yang baik, dengan memberikan teladan yang baik baik dalam perbuatan maupun perkataan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik, karena peserta didik cenderung akan meniru gurunya. Kedua, dengan menerapkan keteladanan Nabi, menerapkan keteladanan Nabi yang berumber dari sunnah Rasulullah akan membentuk karakter positif pada diri anak didik sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Prinsip – Prinsip Keteladanan


Menurut Danim (2011) mengemukakan bahwa guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana yang kondisif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak” kedua yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan
perkembangan jiwa anak. Mengharapkan orang lain untuk menjadi seseorang yang kitaa ingginkan bukanlah masalah mudah. Sangatlah sulit untuk meminta orang lain untuk melakukan apa yang juga kita lakukan dan katakan. Padahal jika kita seorang pemimpin, tentu kita menginginkan anak-anak kita menjadi seperti yang diharapkan. Dalam kondisi pendidikan seperti ini pengaruh teladan berjalan secara langsung telah guru contohkan ada faktor yang dapat menimbulkan peserta didik diperlakukan tidak baik disebabkan oleh broken home misalnya penceraian orang tuanya dibanding dengan mengurus anak-anaknya.

Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama dalam tugasnya sebagai pendidik yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai seorang guru. “Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mutu proses dan hasil pembelajaran”. tanpa disengaja. Oleh karena itu, setiap yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab. Meskipun guru sudah memberi contoh keteladanan yang baik akan tetapi masih banyak peserta didik yang tidak mau mencontohkan apa yang telah guru contohkan. Seperti kesiangan masuk sekolah, berpakaian tidak rapi, rambut acak – acakan, tidak menghargai antar sesama manusia

Guru Sebagai Teladan


Tertulis dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan
tenaga kependidikan memiliki kewajiban antara lain memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dalam dunia pendidikan keteladanan sangat melekat pada guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai pemberian contoh perilaku atau sikap baik guru di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah yang patut ditiru oleh siswa. Keteladanan tersebut merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh guru karena dapat membentuk aspek pengetahuan, moral, perilaku dan sikap sosial bagi siswanya. Sehingga guru mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan perilaku siswa.
Menurut Uno (2008) berpendapat bahwa guru harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik, karena guru adalah representasi dari sekelompok orang dalam suatu masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan yang dapat digugu dan ditiru. Digugu dan ditiru memiliki maksud bahwa hal-hal baik yang disampaikan guru dapat dipercaya untuk dilaksanakan dan perilaku nya bisa dicontoh atau diteladani. Di sekolah, diharapkan guru dan pendidik lainnya dapat menjadi teladan dalam mengembangkan nilai-nilai hidup yang baik karena segala hal yang diperlihatkan guru akan dicontoh siswa. Minimal guru di sekolah melakukan apa yang telah mereka ajarkan kepada siswa. Dengan demikian, guru harus meningkatkan kualitas hidup dalam moral, religi, dan nilai karena segala tingkah laku guru akan menjadi panutan oleh siswa.
Guru harus memperlihatkan perilaku yang baik kepada siswa, karena siswa akan berperilaku dan bersikap baik jika guru juga menunjukkan sikap baik tersebut (Mulyasa 2011). Semua yang dilakukan guru akan dicontoh oleh siswa karena seolah-olah guru merupakan cermin bagi mereka, sedangkan siswa digambarkan sebagai pantulan perilaku dari gurunya. Untuk itu, guru harus berhati-hati dalam bersikap dan selalu menjaga tingkah lakunya ketika berhadapan dengan siswa maupun ketika tidak berhadapan dengan siswa karena siswa akan menilai semua sikap guru tersebut.
Menurut Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa sebagai teladan, segala perilaku dan pribadi guru akan menjadi sorotan bagi siswa. Sehingga siswa cenderung akan meneladani gurunya karena pada dasarnya anak memang
senang meniru baik itu yang positif maupun yang negatif. Kecenderungan untuk meniru tersebut menyebabkan keteladanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Menurut Suparlan (2005) menjelaskan bahwa sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut dicontoh dan diteladani oleh siswa. Contoh dan teladan itu mencakup aspek-aspek sikap, perilaku, budi pekerti luhur, akhlak mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan santun terhadap sesama.
Sebagai teladan bagi siswa, guru perlu memberikan contoh dalam berbagai aspek kehidupan. Guru dapat menunjukkan aspek-aspek tersebut dalam kehidupan sehari-hari bersama siswa. Hal ini untuk menegaskan bahwa terdapat berbagai cara dalam memberikan contoh pada siswa yang terlihat melalui ekspresi yang diperlihatkan
guru dalam mendidik di lingkungan sekolah.
Menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru harus mau menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan. Diharapkan guru dapat menjadi teladan dalam semua nilai kebaikan yang diajarkan pada siswanya terlebih selama di lingkungan sekolah.

Paul Suparno (2005) menjelaskan bahwa ada beberapa nilai yang perlu ditekankan dalam keteladanan guru antara lain sebagai berikut;

a) Nilai demokrasi.

Guru diharapkan menjadi teladan dalam bersikap demokrasi seperti tidak diskriminasi, tidak otoriter, terbuka terhadap gagasan siswa, dan menerima perbedaan pendapat ataupun usulan dari siswa;

b) Nilai kejujuran.

Guru diharapkan berlaku jujur dalam mengajar, jujur dalam memberikan nilai pada siswa, berani menerima kesalahan bila memang bersalah, dan jujur dalam tingkah laku terutama saat di lingkungan sekolah;

c.) Nilai disiplin.

Guru diharapkan berlaku disiplin yang mana terlihat dalam ketepatan mengajar, mengoreksi, mentaati peraturan sekolah, merencanakan kurikulum, dan lainlain;

d) Penghargaan hak asasi menusia.

Guru diharapkan dapat menjadi teladan dalam menghargai hak orang lain baik dalam berbicara maupun dalam tingkah lakunya. Hak siswa untuk mendapat pengajaran dipenuhi dan kebebasan siswa dalam berpendapat dihargai;

e) Teladan dalam keterbukaan dan kerjasama.

Guru diharapkan menjadi teladan dalam sikap keterbukaan terhadap siswa, terhadap gagasan orang lain, dan juga teladan dalam kerjasama dengan rekan guru ataupun siswa. Jika guru sering terlibat konflik dan saling bersaing sehingga sulit bekerjasama, maka akan mempersulit siswa untuk saling kerjasama dengan teman;

f) Rasionalitas

Guru diharapkan menjadi teladan dalam penilaian rasional dan pemikiran rasional. Dalam membahas suatu kasus selalu mengetengahkan alasan yang masuk akal, objektif, dan bukan berdasarkan emosi;

g) Hidup bermoral dan beriman.

Siswa akan melihat dan mencontoh guru yang benar-benar bermoral baik dan beriman kepada Tuhan. Siswa juga ingin mengerti apakah guru memang percaya akan Tuhannya yang mana dapat dilihat dari tingkah laku mereka terhadap Sang Pencipta, sesama, dan alam semesta; .

h) Nilai sosial.

Guru yang asosial, egois, dan hanya mencari senangnya sendiri jelas merupakan teladan yang tidak baik bagi siswa. Kepekaan guru tehadap siswa juga menjadi hal yang penting, karena siswa butuh perhatian dari gurunya.

Satu komentar di “PENTINGNYA KETELADANAN SEORANG GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

Tinggalkan komentar