Menjadi Guru Generasi Alpha, harus bagaimana?

Pada saat ini generasi Y atau milenial sudah memasuki usia 23 – 36 tahun, dengan demikian usia produktif saat ini ada pada generasi Y dan banyak orang tua-muda juga lahir pada generasi Y. Selanjutnya lahir adik dari generasi Y, yakni generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1995 – 2010. Perlu dicatat, generasi Z sudah mulai dewasa, sebentar lagi akan mengambil alih kendali dunia dari para milenial. Di saat yang sama, generasi baru muncul, para balita itu disebut Generasi Alpha.

Berikut jenis generasi berdasarkan tahun kelahirannya :

  1. Generasi Baby Boomers (1946 – 1964) Generasi baby boomers adalah kelompok manusia yang lahir setelah perang dunia II
  2. Generasi X (1965 – 1980)
  3. Generasi Y (1981 – 1994)
  4. Generasi Z (1995 – 2010)
  5. Generasi Alpha (2011 – 2025)

Sekilas Tentang Generasi Alpha

Menurut lembaga penelitian sosial di Australia Mc Crindle, kelahiran generasi Alpha sudah mencapai laju 2,5 juta kelahiran per minggu. Anak-anak generasi ini merupakan kelahiran tahun 2010 ke atas dengan usia tertua di tahun 2019 ialah 9 tahun. 

Generasi alpha adalah generasi pertama yang lahir di dunia digital, generasi yang sudah sangat akrab dengan teknologi digital. Walaupun begitu, ternyata generasi alpha ini tidak terlalu kecanduan dengan teknologi, tidak seperti orang tua mereka (generasi milenial) yang sangat ketergantungan dengan teknologi digital. 

Seperti yang dilansir oleu Metro, CEO Beano Studios Emma Scott menyatakan hampir setengah (48 persen) generasi Alpha cukup sering menghabiskan waktu tanpa perangkat teknologi. Mereka menikmati beragam aktivitas fisik seperti bermain di luar ruangan serta membuat kerajinan tangan.

Secara pemikiran, generasi Alpha dinilai memiliki pandangan yang lebih terbuka dan maju dari generasi sebelumnya. Lalu bagaimana dengan pendidikan yang cocok dengan karakteristik generasi alpha ini? Tentu Pendidikan yang dapat memfasilitasi generasi alpha ini adalah pendidikan yang sudah akrab pula dengan teknologi digital, guru bukan lagi sebagai sumber belajar satu-satunya melainkan guru menjadi fasilitator yang mampu memfasilitasi belajar anak generasi alpha ini. 

Dengan mengkolaborasikan teknologi digital yang membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, dipadukan dengan aktivitas-aktivitas fisik yang menyenangkan membuat semangat dan motivasi belajar anak menjadi meningkat.

Karakteristik Guru Generasi Alpha

Karakteristik guru yang baik sangat bergantung dengan siswa yang diajarkan. Siswa zaman sekarang dikategorikan sebagai generasi alpha. Generasi alpha Sejak lahir sudah akrab dengan perkembangan teknologi yang pesat. Siswa generasi alpha tumbuh dengan gadget di tangan. Perubahan teknologi yang masif ini membuat anak Generasi Alfa sebagai generasi paling transformatif.

Ciri khas generasi alpha ini sangat berpengaruh pada gaya belajar siswa, materi yang mereka dipelajari di sekolah, hingga pergaulan mereka sehari-hari. Mengajar generasi alpha tidak boleh sembarangan. Guru harus memiliki karakteristik tertentu supaya dapat mengajar siswa generasi alpha ini dengan baik. Karakter guru ideal yang cocok mengajar generasi alpha ini seperti apa, berikut penjelasannya :

1. Mudah Beradaptasi

Profesi guru adalah salah satu profesi yang dinamis. Artinya seorang guru generasi alpha tidak boleh berhenti pada satu titik tertentu saja. Seorang guru di abad 21 harus bisa beradaptasi dengan segala perkembangan dan perubahan yang terjadi supaya apa yang diajarkannya relevan dengan pembelajaran abad 21.

Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam dunia Pendidikan. Papan tulis telah berganti dengan smartboard. Belajar tidak lagi bersumber pada buku-buku lagi, ada buku digital, media sosial, dan lain sebagainya. Apa jadinya jika Guru tidak segera menyesuaikan diri dan kompetensi dengan perubahan zaman?

2. Open Minded

Salah satu karakteristik guru ideal untuk mengajar generasi milenial adalah open minded. Keterbukaan pikiran dalam menerima segala perubahan atau hal-hal baru akan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran.

Sifat guru yang open minded memberi kemudahan pada Guru untuk beradaptasi. Sifat ini juga membuat Guru tidak apatis terhadap perkembangan-perkembangan baru. Tidak akan ada lagi istilah mengajar generasi milenial dengan cara kolonial.

3. Pembelajar Seumur Hidup

Menjadi guru yang baik, Guru harus juga menjadi pembelajar seumur hidup. Tidak hanya siswa saja yang dituntut untuk menjadi life-long learner, tetapi seorang guru juga. Di abad 21 ini, Guru harus terus mengikuti tren pendidikan dan perkembangan teknologi terupdate yang sesuai dengan pembelajaran abad 21.

4. Menggandeng Teknologi

Pembelajaran di abad 21 menuntut Guru pintar untuk memanfaatkan berbagai macam teknologi. Tidak mengherankan jika Guru dituntut untuk melek teknologi. Berbagai inovasi pada teknologi-teknologi Pendidikan dikembangkan. Guru jangan sampai ketinggalan kereta.

Buka mata, buka telinga, dan juga buka pikiran untuk mengeksplorasi berbagai macam teknologi yang dapat menunjang pembelajaran guru pintar di era milenial. 

5. Berkolaborasi

Kolaborasi adalah salah satu keterampilan yang cukup penting pada era ini. Kolaborasi bahkan tertuang dalam salah satu keterampilan abad 21 yang wajib para siswa kuasai. Seorang guru yang baik juga harus mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keterampilan berkolaborasi ini dapat meningkatkan efektivitas suatu kegiatan.

Guru dapat berkolaborasi dengan teman sejawat untuk membahas masalah-masalah pendidikan. Tak kalah penting, Guru juga wajib berkolaborasi dengan orang tua siswa karena sejatinya mereka adalah partner guru.

6. Visioner

Mengapa guru harus memahami siswa? Karena salah satu peran guru dalam mengajar generasi alpha atau generasi milenial adalah sebagai mentor siswa. Tugas guru generasi alpha tidak hanya sekedar menyampaikan pelajaran, tapi juga mengarahkan. Dengan demikian, salah satu karakteristik guru ideal haruslah memiliki visi jauh ke depan. Seorang guru harus mampu memandang ke masa depan.

Guru harus dapat memprediksi hal-hal penting yang akan dihadapi oleh para siswa di masa depan. Kenapa? Supaya mereka memiliki persiapan menghadapi segala persaingan dan tantangan yang muncul di masa yaang akan datang. Sepuluh tahun ke depan, bisa jadi ada banyak jenis pekerjaan menghilang atau peluang-peluang baru yang bermunculan. Jika siswa tidak dibekali dengan matang, maka bagaimana mereka menaklukkan segala tantangan dan hambatan

Sumber : dirangkum dari berbagai sumber

Tinggalkan komentar